Rabu, 06 Juli 2011

Aku dan Capung


adalah capung, hewan bernama ilmiah Anax Imperator yang termasuk serangga golongan odonata dengan lebih dari 5000 species yang tersebar diseluruh penjuru dunia. memiliki Sayap bagian depan lebih panjang daripada sayap bagian belakang dan dapat terbang sangat cepat hingga 50 km per jam dan dapat melakukan berbagai manuver di udara mulai dari bergerak ke samping, belakang, sampai menyusuri suatu permukan benda. Kelihaiannya dalam terbang tersebut menobatkan mereka sebagai serangga tercepat yang ada di bumi (wow amazing bukan??)

aku selalu suka saat melihat seekor capung, entah ketika ia sedang mengepakkan sayap indah nan transparannya dan berputar-putar di udara, atau ketika ia hinggap disuatu media dan memainkan bola matanya yang memiliki ribuan lensa yang bersegi-segi dan mampu memandang dari segala arah, atau ketika melihatnya berada diatas permukaan air, atau ketika menemuinya di pagi hari bersama indahnya sorotan sinar mentari, atau pada saat melihatnya termenung di suatu senja. Aah apapun tentang capung, aku selalu suka

entah kapan tepatnya, mungkin sekitar 2 minggu yang lalu, seekor capung terjebak didalam kamar mandiku yang tidak berukuran sempit dan juga tidak luas, ia terbang berputar² dibawah atap kamar mandiku dan nampak begitu kebingungan, sayapnya terlihat begitu rapuh, namun ia tetap berusaha mengepakkannya tuk mengangkat badannya dan mencari jalan keluar (sepertinya) tuk kemudian kembali ke habitatnya.

menyaksikan kejadian itu hatiku tertegun, apa yg sebenarnya terjadi pada makhluk mempesona ini? Apa yang membuatnya bisa berada ditempat yang tak selayaknya ini?? Apa yg terjadi dengannya?? Hatiku trus bertanya hingga Tiba² seekor cicak membuyarkan konsentrasi lamunanku, melekat disudut permukaan tembok ternyata makhluk itu tlah sejak tadi memperhatikan gerak-gerik capung yang sedang lemah itu dan berusaha memangsanya untuk dijadikan santapan yang lezat dimalam itu. Hatiku berbisik lirih “oo betapa terancamnya keberadaan capung itu disini, mungkinkah ia dapat lolos dari incaran predator yg kini sedang mengamatinya lamat-lamat dan bersiap tuk menangkapnya,

masih dengan sayapnya yg kian rapuh dan terlihat begitu lelah ia tetap berusaha menyelamatkan dirinya dengan menghindar sejauh-jauhnya dari posisi sang cicak didinding yang diam-diam merayap itu. Dan aku…masih tertegun melihat kejadian tersebut sambil berharap-harap cemas, Berharap capung itu dapat keluar dari dimensi ruang itu dalam keadaan baik-baik saja, dan cemas karna takut kalau-kalau yg terjadi malah sebaliknya, oh no…

dengan segenap kemampuannya, sang capung terus terbang dan berputar-putar mengitari kamar mandi yang didalamnya terdapat seorang makhluk yang sedang berjongkok menyelesaikan hajatnya dan seolah menjadi saksi bisu tragedy dilematis di malam itu.

ditengah perjuangannya itu tiba² capung tersebut mengarahkan sayapnya dan bergerak turun kebawah (yaialah turun tuh kebawah, masa keatas sih?? :D) dan ia menuju kearahku, mendekatiku dan berusaha hinggap ditubuhku seolah ingin menghampiri telingaku dan berbisik “tolong selamatkan aku”, namun aku tak mampu berbuat apa², aku hanya terus menatap capung itu dan sesekali menyentuhnya, berharap ia dapat berada dalam genggamanku tanpa membuat tubuhnya tersakiti oleh kasarnya kulit jemariku, namun sejurus kemudian capung itu kembali terbang ke arah yang tak disangka-sangka pergi jauh dan semakin jauh, bahkan mataku tak mampu lagi menangkap keberadaannya, ia pergi meninggalkan aku dan cicak itu tanpa pamit ataupun sekedar mengatakan “selamat tinggal”,

dan belakangan aku tau…ternyata yg ingin ia bisikkan padaku adalah “ kau tenang saja, aku pasti mampu melewati masa sulit ini, jadi kau tak perlu sekhawatir itu”

beberapa hari kemudian, ketika aku sedang menjemur pakaian, seekor capung hinggap disalah satu jemuranku, kembali kutatap capung itu, berharap itu capung yang malam itu bertemu denganku, berharap kini ia telah menikmati kebebasannya dan dapat terbang setinggi-tingginya dengan sayap yang tak rapuh lagi, dengan jiwa yang tak resah lagi, dan dengan hati yang tak cedera lagi. berharap ia tak pernah lagi terperangkap dan ditempatkan diposisi yg teramat sulit baginya, berharap ia takkan kesulitan mencari jalan keluar tuk dapat membebaskan dirinya dari berbagai hal yg siap membuatnya hancur dan terluka.

Capung oh capung, aku tau kau akan selamat malam itu, meski kau sendiri tak yakin akan kemampuanmu karna sayapmu yg saat itu penuh dengan goresan luka, aku tau kau cukup mampu menyelamatkan dirimu dari ganasnya para predator. Karena dibalik keanggunanmu, sejatinya kau termasuk predator yang cukup ganas namun tetap elegant, jadi kau pasti mampu menebak akan kemana arah sepak terjang cicak itu, dan itu adalah medan yg akan kau hindari, dan karna nalurimu itulah akhirnya kau selamat dan dapat bernafas lega hingga saat ini…

See u on the next story :)





3 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...