Hoaaaaaaaaaamsss Sambil nunggu donlotan e-book Dalam Mihrab Cinta (H. Elshirazy), Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Sang Penandai (Tere Liye), sementara Filosofi Kopi (Dee) dah siap baca, tinggal nunggu temen yg mau baca bareng online xixixixi, mungkin gada salahnya kalo nulis jadi cara yg tepat tuk membunuh waktu, meskipun gatau mau nulis apa, dan akhirnya tema kali ini diambil dari segelintir anak-anak yg sehari-harinya selalu mengisi hari-hari gue dengan senyuman juga omelan :D
Kamis sore, 15 Desember 2011 adalah hari yg ditunggu-tunggu oleh bocah-bocah yg katanya sih murid-muridnya gue, tapi gue sendiri sih nganggap mereka itu monster-monster kecil yg selalu mengerubungi gue tiap harinya dengan berbagai ocehan dan celoteh polos. kenapa kah mrk menunggu hari kemaren?? pasalnya kemaren adalah hari pembagian hadiah dan piala hasil lomba yg seminggu kebelakang telah mereka ikuti.
ba'da ashar bocah-bocah pitik itu telah berlarian dan membuat gaduh yang menimbulkan bunyi serupa dengung lebah di sebuah bangunan yg dinamai Majlis Ta'lim aka TPA Al-Ikhlas, dalam hati mereka bertanya-tanya jadi atau tidakkah hadiah2 dan piala tersebut diumumkan? karna bagi mereka hal itulah yg menentukan segalanya, akhir dari perjuangan mereka selama ini yg penuh semangat.
karna keberisikan dan kebisingan nampaknya sudah tak bisa dikendalikan lagi, bergegaslah gue dalam keadaan belon mandi n masih menggenggam sebuah novel memasuki ruangan tempat berkumpulnya para monster-monster imut itu, bak melihat seorang "artis papan kuburan", melihat kedatangan gue dari kejauhan, anak-anak itu pun segera berteriak histeris "heeeiiiiiiiiii bu guru dataaaaaaaanggg...berlarian secepatnya dan berlomba-lomba meraih tangan kanan gue yg baru selesai gw fungsikan buat ngupil sambil baca itu lalu menciuminya dengan lembut, lalu bergantian bertanya " bu guru hadiahnya jadi dibagiin gak?? teteh, hari ini jadi diumumin kan juaranya?? bu, aku dapet piala ga bu?? bu guru, tadi nadia ngelempar tas aku, didalemnya ada iqro'nya, dan berbagai pertanyaan dan curhatan lain yang membuat gue bingung harus jawab yg mana dulu, akhirnya setelah anak-anak itu berhasil gue buat lebih tenang, akhirnya sedikit berteriak gue bilang ke mereka " anak-anak, hari ini usahakan masuk semua, karna apa??? karna hari ini ga belajar seperti biasa, tapi.............hari ini pengumuman pemenang dan juara lomba sekaligus pembagian hadiah", mendengar kalimat-kalimat itu para kurcaci itu pun berseru "horeeeeeeeeeeeee..........asik asik asiiiiiikk, buguru aku mau panggil temen-temen yg belom dateng yaa?? bu guru aku nyamper si arif sama mumuh dulu ke rumahnya, bu guru cepetan dibagiin pialanya dll"
ba'da ashar bocah-bocah pitik itu telah berlarian dan membuat gaduh yang menimbulkan bunyi serupa dengung lebah di sebuah bangunan yg dinamai Majlis Ta'lim aka TPA Al-Ikhlas, dalam hati mereka bertanya-tanya jadi atau tidakkah hadiah2 dan piala tersebut diumumkan? karna bagi mereka hal itulah yg menentukan segalanya, akhir dari perjuangan mereka selama ini yg penuh semangat.
karna keberisikan dan kebisingan nampaknya sudah tak bisa dikendalikan lagi, bergegaslah gue dalam keadaan belon mandi n masih menggenggam sebuah novel memasuki ruangan tempat berkumpulnya para monster-monster imut itu, bak melihat seorang "artis papan kuburan", melihat kedatangan gue dari kejauhan, anak-anak itu pun segera berteriak histeris "heeeiiiiiiiiii bu guru dataaaaaaaanggg...berlarian secepatnya dan berlomba-lomba meraih tangan kanan gue yg baru selesai gw fungsikan buat ngupil sambil baca itu lalu menciuminya dengan lembut, lalu bergantian bertanya " bu guru hadiahnya jadi dibagiin gak?? teteh, hari ini jadi diumumin kan juaranya?? bu, aku dapet piala ga bu?? bu guru, tadi nadia ngelempar tas aku, didalemnya ada iqro'nya, dan berbagai pertanyaan dan curhatan lain yang membuat gue bingung harus jawab yg mana dulu, akhirnya setelah anak-anak itu berhasil gue buat lebih tenang, akhirnya sedikit berteriak gue bilang ke mereka " anak-anak, hari ini usahakan masuk semua, karna apa??? karna hari ini ga belajar seperti biasa, tapi.............hari ini pengumuman pemenang dan juara lomba sekaligus pembagian hadiah", mendengar kalimat-kalimat itu para kurcaci itu pun berseru "horeeeeeeeeeeeee..........asik asik asiiiiiikk, buguru aku mau panggil temen-temen yg belom dateng yaa?? bu guru aku nyamper si arif sama mumuh dulu ke rumahnya, bu guru cepetan dibagiin pialanya dll"
tanpa banyak cingcong lagi gue pun bergegas pergi kembali masuk kedalam rumah dan bersiap-siap tapi tetep dlm keadaan belon mandi, hanya mengambil sebuah buku yg didalamnya terdapat daftar nama-nama para juara, dan tak sampai 30 menit gue dah balik lagi kedalam kelas, menata tempat duduk anak-anak hingga benar-benar kelihatan rapi tidak awut-awutan seperti sebelumnya, seketika ruangan itu menjadi senyap....hening, seperti ratusan jangkrik yang tiba-tiba terinjak sepatu pantopel, maka dan itulah moment yg tepat bagi gue gunakan kesempatan itu buat sedikit berpidato :
"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh....selamat sore anak-anakku sekalian yg kusayangi, seperti yg ibu bilang tadi bahwa hari ini buguru akan mengumumkan hasil lomba dan membagikan hadiah pada para pemenang, sambil menunggu yg lainnya datang, sambil menunggu kaka-kaka juri dan teteh-teteh guru kumpul semua, tolong simak baik-baik apa yg akan buguru katakan :
"Setelah seminggu kalian berjuang di medan lomba, maka hari ini kalian akan melihat hasilnya, tidak semua mendapatkan hadiah berupa piala, tapi Insya Allah kalian semua kebagian hadiah, buguru ucapkan selamat kepada para pemenang dan para juara, piala nya nanti jangan cuman dijadikan pajangan doang, tapi jadikan itu sebagai mesin pemompa semangat kalian, untuk bertekad jadi lebih baik lagi, berjuang lebih keras lagi dan buktikan pada dunia bahwa kalian memang layak mendapatkan hadiah itu dengan cara mengamalkan kemampuan kalian itu di kehidupan sehari-hari, misalnya: "yg jadi juara satu lomba adzan, maka jangan malu lagi adzan di masjid, masa kakek-kakek yg suaranya full vibra (bergetar : pen) mulu yg adzan, saatnya yg muda yang beraksi!! asah terus kemampuan kalian itu hingga setajam-tajamnya, lalu yg jadi juara menggambar/mewarnai, buatlah hidup kalian dan orang disekeliling kalian menjadi indah penuh warna!!, kemudian bagi yg juara hafalan dan baca qur'an, jangan bangga dulu!!! tingkatkan terus hafalannya, jangan sampai hafal ini hafal itu tapi sholatnya tetep aja bacaan suratnya itu lagi itu lagi, dapet piala lomba baca Qur'an tapi dirumahnya gak pernah terdengar lantunan ayat-ayat suci dibacakan, itu semua gak boleh terjadi...mengerti??? Pembagian hadiah ini bukanlah akhir dari perjuangan, tapi justru awal dari perjuangan yg sebenarnya...berjuang menjadi manusia-manusia yg berguna dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Dan bagi kalian yg 'belum' mendapatkan piala hari ini, tak perlu bersedih, gak usah kecewa, karna "pemenang" yg sebenarnya adalah 'mereka yang paling bisa menerima kekalahan',
Tujuan sesungguhnya diadakan lomba adalah 'bukan untuk mencari pemenang ataupun juara, tapi untuk mengetahui siapa yang paling berbesar hati', karna 'Juara yg sebenarnya adalah mereka yg ikhlas mengakui kehebatan dan kemenangan lawannya, sebagaimana nama TPA tempat kita belajar selama ini yaitu TPA AL-IKHLAS, maka marilah kita jadi pribadi-pribadi yg ikhlas, dengan kata lain : "medali emas kalian adalah kebesaran hati kalian"
Tahun depan mudah-mudahan kita bisa ngadain lagi lomba yg lebih heboh dari ini, dengan semangat yg lebih membara juga, dengan hadiah yg lebih banyak juga, dan pastikan!!! yg hari ini belum kebagian piala, berjanjilah!! tahun depan kalian akan dapat!!! harus!!! tidak boleh tidak!!! paham??
mereka pun mengangguk, sebagian mungkin itu tandanya bahwa mereka paham sama ocehan gue itu, dan sebagian lain mungkin menjadikan anggukan itu sebagai ganti dari kata "yesss akhirnya selesai juga buguru ngebacot tanpa jeda".
dan demi melihat bayangan kaka-kaka guru sekaligus dewan juri didepan jendela, maka sebelum mereka menjejakkan kakinya kedalam ruangan, gue berteriak kepada mereka " Oiii desi, ayu, dll tolong angkutin semua piala dan hadiah-hadiah yg semalem kita bungkusin kesini...udah mau dibagiin nih, anak-anak dah gak sabar!!! lalu mereka pun bergegas kedalam rumah tempat dimana penghargaan2 itu berjejer dan menumpuk..tak lama kumpulan hadiah-hadiah itu pun telah berganti tempat dan posisi, berjejer dihadapan binar-binar mata-mata kecil yang menatapnya tanpa berkedip dengan penuh rasa penasaran, harapan sekaligus kecemasan, membayangkan diri mereka berdiri didepan mendekap piala berwarna emas itu dengan senyum bangga,
dan karna semua donlotan yg tadi gue ceritain di awal paragraph pembuka udah komplit semua, maka gue pending sampe disini dulu nulis cerita tentang pembagian hadiahnya, karna gue dah gak sabar mau baca, ntar klo ada waktu disambung lagi........
to be continued.............
taraaaaaaaaaaaaaaaaaa akhirnya gue balik lagi nerusin tulisan yg tertunda ini, hmm kemaren tu ampe mana ya ceritanya?? ahya...sampe piala ngumpul semua ditempat pembagian kan?? langsung aja ni lanjutannya :
setelah semua hadiah dan piala berbaris rapi didepan para penonton yg menatap mereka dengan pandangan takzim dan takjub, tanpa basa-basi lagi karna emang dah kebanyakan ngomong juga maka diumumkanlah para pemenang dan peraih hadiah-hadiah tersebut. satu demi satu monster2 cilik itu maju demi mendengar namanya disebut, menerima piala-piala dan hadiah-hadiah tersebut kemudian berpose dengan gaya dan senyum seindah mungkin, penuh rasa bangga kemudian menyalami kakak-kakak guru dan gue selaku pembaca berita baik-baik itu.
berakhir sudah rangkaian acara-acara lomba yang diawali oleh lomba adzan tersebut, yeah hari pertama adalah perlombaan mengumandangkan adzan yg dipesertai oleh para bocah murid lelaki, tepatnya berjumlah empat orang, suasana tegang sudah mulai menyeruak disekitar para peserta, panggilan pertama untuk nomor urut kesatu peserta lomba, panggilan kedua dan tibalah di panggilan ketiga....Adalah Ishlahul Amal, bocah kelas 3 SD ini maju dengan langkah ragu dan gugup..........terbata-bata ia bertanya : "teh, boleh ga adzannya madep ke tembok?? ngga mau ngadep ke penonton ah, maluuuuuuuu.......
nggak boleh!!! harus berani!! cuek aja!! nggak usah malu-malu meong ah, tapi tetap saja semua kata-kata itu tak menyurutkan niatnya untuk mengumandangkan adzan membelakangi kiblat, penonton dan menyampingi dewan juri.
taraaaaaaaaaaaaaaaaaa akhirnya gue balik lagi nerusin tulisan yg tertunda ini, hmm kemaren tu ampe mana ya ceritanya?? ahya...sampe piala ngumpul semua ditempat pembagian kan?? langsung aja ni lanjutannya :
setelah semua hadiah dan piala berbaris rapi didepan para penonton yg menatap mereka dengan pandangan takzim dan takjub, tanpa basa-basi lagi karna emang dah kebanyakan ngomong juga maka diumumkanlah para pemenang dan peraih hadiah-hadiah tersebut. satu demi satu monster2 cilik itu maju demi mendengar namanya disebut, menerima piala-piala dan hadiah-hadiah tersebut kemudian berpose dengan gaya dan senyum seindah mungkin, penuh rasa bangga kemudian menyalami kakak-kakak guru dan gue selaku pembaca berita baik-baik itu.
berakhir sudah rangkaian acara-acara lomba yang diawali oleh lomba adzan tersebut, yeah hari pertama adalah perlombaan mengumandangkan adzan yg dipesertai oleh para bocah murid lelaki, tepatnya berjumlah empat orang, suasana tegang sudah mulai menyeruak disekitar para peserta, panggilan pertama untuk nomor urut kesatu peserta lomba, panggilan kedua dan tibalah di panggilan ketiga....Adalah Ishlahul Amal, bocah kelas 3 SD ini maju dengan langkah ragu dan gugup..........terbata-bata ia bertanya : "teh, boleh ga adzannya madep ke tembok?? ngga mau ngadep ke penonton ah, maluuuuuuuu.......
nggak boleh!!! harus berani!! cuek aja!! nggak usah malu-malu meong ah, tapi tetap saja semua kata-kata itu tak menyurutkan niatnya untuk mengumandangkan adzan membelakangi kiblat, penonton dan menyampingi dewan juri.
inilah penampakkannya :
padahal ni bocah suaranya bagus, nada adzannya juga keren, tapi mentalnya bener-bener ciut, bagaimanapun keberanian jadi salah satu faktor penentu yg sangat penting, karna itulah seketika itu juga melihat penampilannya.......penilaian gue langsung ngedrop sengedrop ngedropnya, karna dihati gue gak pernah ada tempat bagi para pecundang, sehebat n sekeren apapun dia.
pelajaran pertama dihari pertama lomba "malu lah disaat yg tepat" karna "bagus saja tidak cukup jika tidak disertai mental yang berani"
hari kedua adalah lomba mewarnai, lomba akan dimulai jam 16.00 tapi jam 14.00 sang guru gadungan sekaligus panitia tunggal belum tau objek apa yg nanti akan diwarnai oleh para peserta yg jumlahnya hampir 90 % dari jumlah murid-murid itu, belum punya gambar apa yg nanti akan diperindah oleh mereka pada lomba itu, sejenak berfikir sambil sms-an ma sahabat nun jauh disana, tiba2 dapet ide *cling, bergegas gue berangkat membawa secarik kertas bergambar ke tukang fotocopy'an setelah sebelumnya gue apusin dulu coretan2 n sedikit warna-warna hasil perbuatan ponakanku yg membubuhi gambar2 tersebut sekenanya, hiakakak bener-bener guru gebleg, ngadain lomba tapi gada persiapan, kalo sampe tu lomba gagal gara2 gada objek yang akan diwarnainya, gw jamin semua anak yg dah bersiap-siap dengan alat gambarnya masing-masing bakalan kecewa berat dan pulang dengan muka dilipet alias ditekuk.
acara berlangsung lancar, meskipun ditengah2 perlombaan anak-anak itu ada-ada saja, ada yg crayonnya patah lah, pensil gambarnya abislah, teriak2 panik pinjem rautan tapi gada yg punya, akhirnya gue inisiatip lari ke dapur ngambil golok eh piso buat najemin tu pensil gambar, ada yg kesemutan karna terlalu lama duduk lah, ada yg baru 2 menit dah terbirit2 menyelesaikan hasil gambarnya padahal waktu yg diberikan 30 menit lah (etdah dikira lomba mewarnai tuh pemenangnya berdasarkan siapa yg tercepat menyelesaikannya apa ya??)) alhasil bukannya keindahan yg tampak tapi lukisan abstrak yg bener-bener ga nyata apa bentuknya, menutupi seluruh objek dengan warna-warna gelapnya yg gak karuan...hahaha, tapi yg lebih parah lagi adalah "ada peserta yg dateng tepat disaat waktu mewarnai habis dan semua gambar harus dikumpulkan ke juri, dengan wajah polosnya dia melangkah elegant, tanpa merasa bersalah atau menyesal sedikitpun, akakakak dianter pula ma om'nya, trus om'nya nyengir n bilang "buguru, dah telat ya??" buru-buru gue jawab "bukan telat lagi coy, tapi udah selesai dan gak ada kesempatan kedua" (dalem hati doang tapi)
pelajaran yg diambil dihari kedua lomba "datanglah disaat yg tepat" karna terlambat si boleh aja, tapi ga gitu-gitu juga kaleeeeeeee"
pelajaran pertama dihari pertama lomba "malu lah disaat yg tepat" karna "bagus saja tidak cukup jika tidak disertai mental yang berani"
hari kedua adalah lomba mewarnai, lomba akan dimulai jam 16.00 tapi jam 14.00 sang guru gadungan sekaligus panitia tunggal belum tau objek apa yg nanti akan diwarnai oleh para peserta yg jumlahnya hampir 90 % dari jumlah murid-murid itu, belum punya gambar apa yg nanti akan diperindah oleh mereka pada lomba itu, sejenak berfikir sambil sms-an ma sahabat nun jauh disana, tiba2 dapet ide *cling, bergegas gue berangkat membawa secarik kertas bergambar ke tukang fotocopy'an setelah sebelumnya gue apusin dulu coretan2 n sedikit warna-warna hasil perbuatan ponakanku yg membubuhi gambar2 tersebut sekenanya, hiakakak bener-bener guru gebleg, ngadain lomba tapi gada persiapan, kalo sampe tu lomba gagal gara2 gada objek yang akan diwarnainya, gw jamin semua anak yg dah bersiap-siap dengan alat gambarnya masing-masing bakalan kecewa berat dan pulang dengan muka dilipet alias ditekuk.
acara berlangsung lancar, meskipun ditengah2 perlombaan anak-anak itu ada-ada saja, ada yg crayonnya patah lah, pensil gambarnya abislah, teriak2 panik pinjem rautan tapi gada yg punya, akhirnya gue inisiatip lari ke dapur ngambil golok eh piso buat najemin tu pensil gambar, ada yg kesemutan karna terlalu lama duduk lah, ada yg baru 2 menit dah terbirit2 menyelesaikan hasil gambarnya padahal waktu yg diberikan 30 menit lah (etdah dikira lomba mewarnai tuh pemenangnya berdasarkan siapa yg tercepat menyelesaikannya apa ya??)) alhasil bukannya keindahan yg tampak tapi lukisan abstrak yg bener-bener ga nyata apa bentuknya, menutupi seluruh objek dengan warna-warna gelapnya yg gak karuan...hahaha, tapi yg lebih parah lagi adalah "ada peserta yg dateng tepat disaat waktu mewarnai habis dan semua gambar harus dikumpulkan ke juri, dengan wajah polosnya dia melangkah elegant, tanpa merasa bersalah atau menyesal sedikitpun, akakakak dianter pula ma om'nya, trus om'nya nyengir n bilang "buguru, dah telat ya??" buru-buru gue jawab "bukan telat lagi coy, tapi udah selesai dan gak ada kesempatan kedua" (dalem hati doang tapi)
pelajaran yg diambil dihari kedua lomba "datanglah disaat yg tepat" karna terlambat si boleh aja, tapi ga gitu-gitu juga kaleeeeeeee"
berlanjut hari ketiga lomba adalah "fashion show busana muslim". lain hari lain juga keganjilan dan kejadian yg dialami para peserta lomba, ditengah hiruk pikuk dan sorak sorai para penonton yg sudah memadati ruangan kiri kanan depan belakang "cat walk" yg disediakan untuk para peserta melancarkan aksinya, menunjukkan gayanya, semua mata memandang ke satu peserta yg tahun lalu keluar sebagai pemenang peserta fashion show anak itu, "Nadia" namanya, anak itu memang paling kelihatan beda dari semua peserta lainnya, mukanya yg lucu dan kostum hasil rancangan ibunya yang telah sebulan lalu sengaja dipersiapkan untuk lomba hari itu sampe bela-belain ibunya begadang semalam suntuk demi menyelesaikan hasil designnya itu karna dah gak ada waktu lagi sedangkan kostum yg akan dipake bergaya diatas catwalk di perlombaan esok hari belum rampung, dan dengan polesan make up tipis diwajahnya membuat semua penonton juga peserta berdecak kagum dan yakin bahwa tahun inipun dia lah yg akan dinobatkan sebagai pemenang lomba fashion show kali ini,
tapi ternyata prediksi mereka (termasuk guee) bener-bener meleset jauh, kenapa coba?? karna saat nomor urut itu dipanggil, saat Nadia si Foto Model imut dadakan itu harus segera tampil meliuk-liuk diatas karpet biru yg sengaja digelar dan dipaksa jadi catwalk itu, tiba-tiba saja wajahnya berubah merah padam, rasa gentar dan takut tergurat jelas diwajah lucunya, pasalnya....katanya ada seorang peserta lomba yang menyentuh dan menepuk punggungnya, kontan wajah merona itu tiba-tiba berubah dan keluarlah dari mulut mungilnya teriakan kecil tapi jelas terdengar oleh seluruh telinga yg berada ditempat itu "mamaaaaaaaaahhh si Dita pegang2 aku (padahal si Dita itu memegang maksudnya mempersilahkan dan menyemangati dengan cara memberikan sentuhan semangat dan dukungan) namun anak itu sepertinya terlalu tegang karna mendapat dukungan yg terlalu hebat sehingga dia merasa menanggung beban yg berat untuk harus memenangkan kejuaraan fashion show kali ini, akhirnya semangat dan kepercayaan diri berlebih itu justru malah ngedrop, ngedown setelah menembus batas maksimalnya menuju titik terendah kepercayaan dirinya, hasilnya adalah "dia menjerit menangis dan berderai-derai airmata ditengah sorak sorai penonton dan pendukung (termasuk ibunya yg sudah sigap dengan kamera untuk mengabadikan moment penting dalam hidup anaknya itu) seketika langsung berubah menjadi senyap dan muka-muka ceria itu mendadak mulai terlihat kecewa dan tak menyangka akan kejadian yg sedang terjadi, suara gemuruh bak dengung lebah itu dalam sekejap sirna, yg terdengar hanya lenguhan panjang dan seruan "huuuuuuuuuuuu" sebagai tanda bahwa penonton kecewa....
FYI (padahal tuh anak kesehariannya terkenal cuek, tomboy tapi centil n luar biasa pede loohh, makanya ironis banget kenapa kejadianya kemaren itu harus seperti itu)
akhirnya Nadia si calon Ratu Sejagad sore itu dianulir terlebih dahulu untuk kemudian ditampilkan belakangan setelah peserta-peserta lainnya sambil menunggu tangisnya reda dan sedang dalam proses dibujuk oleh ibunya dan dibesar-besarkan hatinya oleh para penonton yang mendukungnya, tapi sampai acara selesai, bukannya kering airmatanya, tapi malah tambah kejer lah nangisnya....meraung-raung tersedu-sedu..
pelajaran yg dapat diambil dihari ketiga "menangislah disaat yg tepat" jangan tepat disaat kesempatan untuk jadi bintang sedang berada digenggaman"
ini para peserta fashion show
TammaT
(tujuan dituliskannya cerita ini, bukan supaya dibaca oleh para blogger, tapi hanya untuk mengabadikan moment-moment kenangan bersama para monster-monster pencari ilmu itu, jadi wajar aja kalo tulisannya semrawut acak-acakan n ga layak baca banget)