Pagi itu, 14 Februari.........
Ketika hari kasih sayang berkumandang...
dibelahan bumi yang lain dirundung malang
ketika perayaannya hampir berdengung
tiba-tiba gaung gunung meraung-raung
saat sinabung masih berkabung...
kelud berkalang kabut....
carut marut dalam kemelut.
kalut...
Kala fajar menjelang...
Pancang bumi berguncang
Tingginya yang menjulang..
Meniupkan angin kencang...
Aduhai....seolah semua akan hilang
Lenyap dalam abu
Sirna ditelan waktu
ternyata dunia sudah mulai renta...
dengan segala kerapuhannya..
duka yang menyelimuti...
seolah tiada henti..
masih berharap ini ilusi...
yang sebenarnya tak terjadi
berpikir ini halusinasi..
atau hanya sekedar mimpi disiang hari....
alam kembali menyapa penghuninya....
berpesan untuk selalu mawas diri...
awan pekat membawa amanat
agar kita jangan lupa diri...
mengeja titah....untuk segera berbenah
masihkah ada alasan untuk tidak menyadari.....
bahwa PASTI......kita akan kembali.
Ketika hari kasih sayang berkumandang...
dibelahan bumi yang lain dirundung malang
ketika perayaannya hampir berdengung
tiba-tiba gaung gunung meraung-raung
saat sinabung masih berkabung...
kelud berkalang kabut....
carut marut dalam kemelut.
kalut...
Kala fajar menjelang...
Pancang bumi berguncang
Tingginya yang menjulang..
Meniupkan angin kencang...
Aduhai....seolah semua akan hilang
Lenyap dalam abu
Sirna ditelan waktu
ternyata dunia sudah mulai renta...
dengan segala kerapuhannya..
duka yang menyelimuti...
seolah tiada henti..
masih berharap ini ilusi...
yang sebenarnya tak terjadi
berpikir ini halusinasi..
atau hanya sekedar mimpi disiang hari....
alam kembali menyapa penghuninya....
berpesan untuk selalu mawas diri...
awan pekat membawa amanat
agar kita jangan lupa diri...
mengeja titah....untuk segera berbenah
masihkah ada alasan untuk tidak menyadari.....
bahwa PASTI......kita akan kembali.