kelanjutan yang pertama......
Terkadang maju atau mundur sama-sama “dilema”
Berkendara itu harus pandai membaca rambu-rambu lalu lintas,
pengendara yang baik adalah yang pandai membaca rambu dan memahami petunjuk
jalan/arah, demikianlah hidup.
Jika kita berusaha melanggar peraturan, maka sesuatu yang buruk
mungkin bisa terjadi pada kita, demikianlah jika kita melanggar aturan-aturan
kehidupan,
Bertoleransi pada pengendara untuk
berbagi jalan, toleransilah dalam hidup dan saling berbagi,
Dalam berkendara, jika kita yakin dan berani, maka orang lain akan
takut dan segan, mereka akan mempersilahkan dan memberi jalan, tapi jika kita
ragu-ragu dan takut, maka orang lainlah yang akan yakin dan akan mengambil
jalan (menyerobot) maju, maka yang lain akan menyingkir.
Tidak semua pengendara mempunyai tujuan/arah yang sama, pastinya
berbeda-beda walaupun sempat melewati jalan yang sama, aspal yang sama, itulah
hidup.
Tidak mengikuti tuntunan petunjuk jalan, maka akan tersesat.
Begitulah hidup, tidak mengikuti buku panduan hidup/petunjuk, maka akan
nyasar/tersesat
Meski sempat /terlanjur tersesat, namun kita tetap punya
kesempatan untuk kembali, dan menempuh jalan yang benar untuk tiba ditujuan.
Demikianlah hidup ini kawan!!
Jalanan aspal tidak selalu mulus dan bagus, seringnya kita temukan
jalan yang rusak, terjal berbatu, berlubang dan berkubang, tak ubahnya
kehidupan kita,
Terkadang kita mengaggap kitalah yang terhebat, kita yang
tercepat, sampai tiba-tiba seseorang yang jauh lebih cepat melesat dan
mendahului kita dan meninggalkan kita yang terhenyak diam dalam segala
kesombongan yang tercabik-cabik,
Terkadang ada yang menumpang pada kendaraan kita, bersama-sama
kita tapi sebenarnya tujuan akhir kita berbeda,
Banyak anggapan bahwa berkendara adalah keahlian mayoritas
laki-laki, padahal betapa banyak wanita yang kemampuan berkendaranya lebih jago
dari kaum lelaki yang katanya “macho”
Cukuplah pengalaman kecelakaan yang terjadi pada orang lain
menjadikan kita berhati-hati agar hal serupa tidak pernah terjadi pada kita,
Jika tujuan memakai helm hanya karna takut ditilang polisi, maka
bisa jadi kamu selamat dari polisi, tapi tidak selamat dari hal lain,
Terkadang para pengendara itu begitu membenci para polisi, entah
polisi bangun ataupun polisi tidur, padahal sering tidak disadari kalau sebenarnya mereka begitu berjasa
bagi keselamatan hidup kita,
Kendaraan kita, rusak disatu bagian, kita bawa ke bengkel,
diperbaiki, kemudian besoknya rusak dibagian lain, kita benahi, tak lama
kemudian pada tempat yang lain terjadi kerusakan yang tentunya kesemuanya itu
menelan biaya yang tidak sedikit. Demikianlah, dalam berbenah, tidak cukup
hanya sekali dan pada satu bagian saja, tapi keseluruhan hidup kita yang memang
memerlukan perbaikan maka perlu kita perbaharui, dan semua itu adalah proses hidup yang tidak
instan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar