Senin, 01 Agustus 2011

Tarawihnya Berapa Rokaat??


Assalamualaikum Wr. Wb
Bismillahirrohmaanirrohiim
(jgn dibilang tumben yaa?? :)

Hai Sahabat Bloggers, ketemu lagi sama aku makhluk tuhan paling bawel :D

postingan kali ini aku mau bahas masalah perbedaan jumlah dalam sholat tarawih
mau tau gak kenapa jumlah roka'atnya bisa berbeda-beda?? mau tauu??

Beli ikan buat masak-masak
mari silahkan disimak :)

Kata tarawih adalah bentuk jamak dari kata tarwih, yang berasal dari kata raha yang artinya “mengambil istirahat“. Shalat ini disebut shalat tarawih, karena orang yang menjalankan shalat ini mengambil istirahat sejenak setelah selesai salat sunnah ba’da isya dua rakaat.

Sebenarnya shalat tarawih yang dilakukan di bulan Ramadhan merupakan shalat tahajjud yang dilaksanakan pada bulan-bulan biasa. Dengan kata lain, shalat tahajjud yang dilaksanakan dalam bulan Ramadhan itulah yang akhirnya menjelma menjadi shalat tarawih sekarang ini.

Rasulullah saw menganjurkan kepada kita untuk menghidupkan malam Ramadhan dengan memperbanyak Shalat. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Nabi saw. Sangat menganjurkan Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi saw. Bersabda, “Siapa yang mendirikan shalat di malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (muttafaq alaih)

Dan fakta sejarah memberi bukti, sejak zaman Rasulullah saw. hingga kini, umat Islam secara turun temurun mengamalkan anjuran Rasulullah ini. Alhamdulillah. Tapi sayang, dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan di beberapa hal yang kadang mengganggu ikatan ukhuwah di kalangan umat. Seharusnya itu tak boleh terjadi jika umat tahu sejarah disyariatkannya shalat tarawih.

Pada awalnya shalat tarawih dilaksanakan Nabi saw. dengan sebagian sahabat secara berjamaah di Masjid Nabawi. Namun setelah berjalan tiga malam, Nabi membiarkan para sahabat melakukan Shalat Tarawih secara sendiri-sendiri. Hingga dikemudian hari, ketika menjadi Khalifah, Umar bin Khattab menyaksikan adanya fenomena shalat tarawih terpencar-pencar di dalam Masjid Nabawi. Terbersit di benak Umar untuk menyatukannya.Umar memerintahkan Ubay bin Kaab untuk memimpin para sahabat melaksanakan shalat tarawih secara berjamaah. ‘Aisyah menceritakan kisah ini seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Untuk selengkapnya silahkan lihat Al-Lu’lu War Marjan: 436. berdasarkan riwayat itulah kemudian para ulama sepakat menetapkan bahwa shalat tarawih secara berjamaah adalah sunnah.

Bahkan, para wanita pun dibolehkan ikut berjamaah di masjid, padahal biasanya mereka dianjurkan untuk melaksanakan shalat wajib di rumah masing-masing. Tentu saja ada syarat: harus memperhatikan etika ketika di luar rumah. Yang pasti, jika tidak ke masjid ia tidak berkesempatan atau tidak melaksanakan shalat tarawih berjamaah, maka kepergiannya ke masjid tentu akan memperoleh kebaikan yang banyak.

Jumlah Rakaat Shalat Tarawih

Berapa rakaat shalat tarawih para sahabat yang diimami oleh Ubay bin Kaab? Hadits tentang kisah itu yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tidak menjelaskan hal ini.

Begitu juga hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah. Hanya menyebut Rasulullah saw. shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat selama tiga malam. Berapa rakaatnya, tidak dijelaskan. Hanya ditegaskan bahwa tidak ada perbedaan jumlah rakaat shalat malam yang dilakukan Rasulullah di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Jadi, hadits ini konteksnya lebih kepada shalat malam secara umum. Maka tak heran jika para ulama menjadikan hadits ini sebagai dalil untuk shalat malam secara umum.

Misalnya, Iman Bukhari memasukkan hadits ini ke dalam Bab Shalat Tahajjud. Iman Malik di Bab Shalat Witir Nabi saw. (Lihat Fathul Bari 4/250 dan Muwattha’ 141).

Inilah yang kemudian memunculkan perbedaan jumlah rakaat. Ada yang menyebut 11, 13, 21, 23, 36, bahkan 39. Ada yang berpegang pada hadits ‘Aisyah dalam Fathul Bari,

“Nabi tidak pernah melakukan shalat malam lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.”

Sebagian berpegang pada riwayat bahwa Umar bin Khattab (seperti yang tertera di Muwattha’ Imam Malik) menyuruh Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dari untuk melaksanakan shalat tarawih 11 rakaat dengan rakaat-rakaat yang panjang. Namun dalam riwayat Yazid bin Ar-Rumman dikabarkan jumlah rakaat shalat tarawih yang dilaksanakan di zaman Umar adalah 23 rakaat.

Dalam kitab Fiqh Sunnah karya Sayyid Sabiq, Imam At-Tirmidzi menyatakan bahwa Sayyidina Umar.ra, Sayyidina Ali.ra, dan sahabat lainnya melaksanakan shalat tarawih 20 rakaat selain witir.

Pendapat ini didukung Imam At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak, dan Imam Asy-Syafi’i.

Di Fathul Bari ditulis bahwa di masa Umar bin Abdul Aziz, kaum muslimin shalat tarawih hingga 36 rakaat ditambah witir 3 rakaat. Imam Malik berkata bahwa hal itu telah lama dilaksanakan.

Masih di Fathul Bari, Imam Syafi’i dalam riwayat Az-Za’farani mengatakan bahwa ia sempat menyaksikan umat Islam melaksanakan shalat tarawih di Madinah dengan 39 rakaat dan di Makkah 33 rakaat. Menurut Imam Syafi’i, jumlah rakaat shalat tarawih memang memiliki kelonggaran.

Dari keterangan di atas, jelas akar persoalan shalat tarawih bukan pada jumlah rakaat. Tapi, pada kualitas rakaat yang akan dikerjakan. Ibnu Hajar berkata, “Perbedaan yang terjadi dalam jumlah rakaat tarawih mucul dikarenakan panjang dan pendeknya rakaat yang didirikan. Jika dalam mendirikannya dengan rakaat-rakaat yang panjang, maka berakibat pada sedikitnya jumlah rakaat; dan demikian sebaliknya.”

Imam Syafi’i berkata, “Jika shalatnya panjang dan jumlah rakaatnya sedikit itu baik menurutku. Dan jika shalatnya pendek, jumlah rakaatnya banyak itu juga baik menurutku, sekalipun aku lebih senang pada yang pertama.” Selanjutnya beliau mengatakan bahwa orang yang menjalankan tarawih 8 rakaat dengan 3 witir dia telah mencontoh Rasulullah, sedangkan yang menjalankan tarawih 23 rakaat mereka telah mencontoh Sayyidina Umar.ra, generasi sahabat dan Tabi’in. Bahkan, menurut Imam Malik, hal itu telah berjala lebih dari ratusan tahun.

Menurut Imam Ahmad, tidak ada pembatasan yang signifikan dalam jumlah rakaat tarawih, melainkan tergantung panjang dan pendeknya rakaat yang didirikan. Imam Az-Zarqani mengkutip pendapat Ibnu Hibban bahwa tarawih pada mulanya 11 rakaat dengan rakaat yang sangat panjang, kemudian bergeser menjadi 20 rakaat tanpa witir setelah melihat adanya fenomena keberatan umat dalam melaksanakannya. Bahkan kemudian dengan alasan yang sama bergeser menjadi 36 rakaat tanpa witir (lihat Hasyiyah Fiqh Sunnah: 1/195)

Jadi sahabat bloggers, rasanya tidak perlu kita ribut hanya karna jumlah rokaat solat tarawih yg berbeda, padahal dua-duanya tetap sah untuk dilakukan, dan kalo menurut saya bukan masalah berapa jumlah rokaatnya, tapi yg terpenting adalah kualitas sholatnya, dan saya pribadi dan keluarga saya memilih melakukan sholat tarawih dengan jumlah 8 Rokaat kemudian dilanjutkan dengan witir sebanyak 3 rokaat, jadi totalnya 11 Roka’at dengan merujuk kepada hadist ini:

“Nabi tidak pernah melakukan shalat malam lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.”

Dan bagi yang memilih melakukan sholat tarawih plus witir sebanyak 23 Rokaat pun silahkan saja dengan merujuk pada keterangan yg menyatakan bahwa Khalifah Umar bin Khatab pernah melakukan shalat tarawih plus witir sebanyak 23 Rokaat dan tidak ada yang menentang ataupun melarangnya, Asal dengan catatan, lakukanlah sholat tarawih sebaik dan sekhusyu mungkin.

Tapi ironisnya kebanyakan dari kita malah memilih sholat yg 23 rokaat asalkan sholatnya cepet, yang akhirnya mencari Masjid yg sholat tarawihnya terkenal ekspress dan paling cepat selesai.weleh weleh, hal yg kayak gini nih yg udah jadi tradisi yg salah,

Klo aku sih mikirnya gini “buat apa solat tarawih sebanyak 23 rokaat tapi dilakukannya dgn terburu-buru, baca suratnya ekspress karna pengen cepet selesai dan berlomba dengan masjid-masjid lainnya, yang akhirnya malah membuat kita ngga konsent n ngga khusyu serta ngga tenang, yg ada malah ngos-ngosan n capek, solat kok kayak dikejar-kejar setan?? ampe ngga napas gitu, wedewww.... jadi aku lebih milih sholat 11 rokaat tapi bisa khusyu dan damai, tidak terlalu lama dan tidak juga terlalu cepat, yaa sedang-sedang saja lah…atau kalopun mau silahkan solat 23 rokaat tapi dengan bacaan yg benar dan khusyu, tp kan kenyataannya jarang sekali yg seperti itu, fenomena lucu dimasyarakat kita ini kan sholat tarawih dijadikan ajang balapan, bahkan yg lebih parah lagi, ada yg cuman menjadikan sholat tarawih itu main-main, ada juga yg pergi sholat tarawih untuk cuci mata nyari yg bening-bening atau bagi para Ababil tuh biasanya tarawihnya buat janjian sama gebetannya, tarawih bawa hape n sambil sms-an disela-sela sholat :hammer

Ada juga yg sholat tarawihnya berjamaah di Masjid tapi sholat Isya yg hukumnya wajib malah ngga dilaksanakan atau dilaksanakan tapi ngga berjamaah di Masjid, yg kayak gini kan namanya Salah Kaprah, males dengerin kultum yg disampaikan Ustadz, bercanda-canda dan membuat kegaduhan, dan masih banyak lagi fenomena turun temurun yg sudah menjadi kebiasaan buruk di tengah masyarakat kita.

Buat sahabat Bloggers , yuk kita tekadkan bulat kita ups maksudnya kita bulatkan tekad kita untuk menjadikan Ramadhan ini sebagai kesempatan tuk meningkatkan kadar Keimanan dan Ketaqwaan kita serta meningkatkan kualitas Ibadah kita, mengikhlaskan segala bentuk ibadah kita semata hanya karna Allah SWT demi mendapat RidhoNya.

Jadi kesimpulannya adalah : Yang sholat 11 rokaat atau 23 rokaat, dua-duanya sah dan boleh dgn ketentuan tersebut diatas,

hmm trus yang salah siapa dong?? yg salah tuh yg ga solat lah :P

6 komentar:

  1. ane mah ngikut imam aja dah sist :P

    BalasHapus
  2. bagus sekali post ny mbk..
    byk org yang belum mengerti dan hanya ikut2an..
    semoga adanya postingan ini mmbawa dampak dn efek baik dalam menjalankan ibadah d bulan baik ini.. aminn ^^

    BalasHapus
  3. @MS : klo ente yg jadi imamnya gimane??
    @RN : Semoga Bermanfaat aamiin ^_^

    BalasHapus
  4. bener juga.... yg penting kualitas sholatnya...
    'umumnya' masjid/musholah pada balapan gitu...
    kalo anak kecil, ababil cari yg bening2 mah udah 'biasa' :D

    :( rugi ha sholat tarawih :mewek

    BalasHapus
  5. bacanya cuman setengah..
    loba teuink!!
    kburu lapar..!

    tapi okelah..

    oke naon?

    TEUINKK..

    BalasHapus
  6. @the BM : beuuhh padahal mah klimaxna aya diakhirna...payah deuuhh, ngke mun geus sebeuh teruskeun deui atuh nya ;)

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...