Jumat, 16 Desember 2011

"Pemenang" adalah mereka yg paling bisa menerima Kekalahan"



Hoaaaaaaaaaamsss Sambil nunggu donlotan e-book Dalam Mihrab Cinta (H. Elshirazy), Negeri 5 Menara (A. Fuadi) dan Sang Penandai (Tere Liye), sementara Filosofi Kopi (Dee) dah siap baca, tinggal nunggu temen yg mau baca bareng online xixixixi, mungkin gada salahnya kalo nulis jadi cara yg tepat tuk membunuh waktu, meskipun gatau mau nulis apa, dan akhirnya tema kali ini diambil dari segelintir anak-anak yg sehari-harinya selalu mengisi hari-hari gue dengan senyuman juga omelan :D

Kamis sore, 15 Desember 2011 adalah hari yg ditunggu-tunggu oleh bocah-bocah yg katanya sih murid-muridnya gue, tapi gue sendiri sih nganggap mereka itu monster-monster kecil yg selalu mengerubungi gue tiap harinya dengan berbagai ocehan dan celoteh polos. kenapa kah mrk menunggu hari kemaren?? pasalnya kemaren adalah hari pembagian hadiah dan piala hasil lomba yg seminggu kebelakang telah mereka ikuti.

ba'da ashar bocah-bocah pitik itu telah berlarian dan membuat gaduh yang menimbulkan bunyi serupa dengung lebah di sebuah bangunan yg dinamai Majlis Ta'lim aka TPA Al-Ikhlas, dalam hati mereka bertanya-tanya jadi atau tidakkah hadiah2 dan piala tersebut diumumkan? karna bagi mereka hal itulah yg menentukan segalanya, akhir dari perjuangan mereka selama ini yg penuh semangat.

karna keberisikan dan kebisingan nampaknya sudah tak bisa dikendalikan lagi, bergegaslah gue dalam keadaan belon mandi n masih menggenggam sebuah novel memasuki ruangan tempat berkumpulnya para monster-monster imut itu, bak melihat seorang "artis papan kuburan", melihat kedatangan gue dari kejauhan, anak-anak itu pun segera berteriak histeris "heeeiiiiiiiiii bu guru dataaaaaaaanggg...berlarian secepatnya dan berlomba-lomba meraih tangan kanan gue yg baru selesai gw fungsikan buat ngupil sambil baca itu lalu menciuminya dengan lembut, lalu bergantian bertanya " bu guru hadiahnya jadi dibagiin gak?? teteh, hari ini jadi diumumin kan juaranya?? bu, aku dapet piala ga bu?? bu guru, tadi nadia ngelempar tas aku, didalemnya ada iqro'nya, dan berbagai pertanyaan dan curhatan lain yang membuat gue bingung harus jawab yg mana dulu, akhirnya setelah anak-anak itu berhasil gue buat lebih tenang, akhirnya sedikit berteriak gue bilang ke mereka " anak-anak, hari ini usahakan masuk semua, karna apa??? karna hari ini ga belajar seperti biasa, tapi.............hari ini pengumuman pemenang dan juara lomba sekaligus pembagian hadiah", mendengar kalimat-kalimat itu para kurcaci itu pun berseru "horeeeeeeeeeeeee..........asik asik asiiiiiikk, buguru aku mau panggil temen-temen yg belom dateng yaa?? bu guru aku nyamper si arif sama mumuh dulu ke rumahnya, bu guru cepetan dibagiin pialanya dll"

tanpa banyak cingcong lagi gue pun bergegas pergi kembali masuk kedalam rumah dan bersiap-siap tapi tetep dlm keadaan belon mandi, hanya mengambil sebuah buku yg didalamnya terdapat daftar nama-nama para juara, dan tak sampai 30 menit gue dah balik lagi kedalam kelas, menata tempat duduk anak-anak hingga benar-benar kelihatan rapi tidak awut-awutan seperti sebelumnya, seketika ruangan itu menjadi senyap....hening, seperti ratusan jangkrik yang tiba-tiba terinjak sepatu pantopel, maka dan itulah moment yg tepat bagi gue gunakan kesempatan itu buat sedikit berpidato :

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh....selamat sore anak-anakku sekalian yg kusayangi, seperti yg ibu bilang tadi bahwa hari ini buguru akan mengumumkan hasil lomba dan membagikan hadiah pada para pemenang, sambil menunggu yg lainnya datang, sambil menunggu kaka-kaka juri dan teteh-teteh guru kumpul semua, tolong simak baik-baik apa yg akan buguru katakan :

"Setelah seminggu kalian berjuang di medan lomba, maka hari ini kalian akan melihat hasilnya, tidak semua mendapatkan hadiah berupa piala, tapi Insya Allah kalian semua kebagian hadiah, buguru ucapkan selamat kepada para pemenang dan para juara, piala nya nanti jangan cuman dijadikan pajangan doang, tapi jadikan itu sebagai mesin pemompa semangat kalian, untuk bertekad jadi lebih baik lagi, berjuang lebih keras lagi dan buktikan pada dunia bahwa kalian memang layak mendapatkan hadiah itu dengan cara mengamalkan kemampuan kalian itu di kehidupan sehari-hari, misalnya: "yg jadi juara satu lomba adzan, maka jangan malu lagi adzan di masjid, masa kakek-kakek yg suaranya full vibra (bergetar : pen) mulu yg adzan, saatnya yg muda yang beraksi!! asah terus kemampuan kalian itu hingga setajam-tajamnya, lalu yg jadi juara menggambar/mewarnai, buatlah hidup kalian dan orang disekeliling kalian menjadi indah penuh warna!!, kemudian bagi yg juara hafalan dan baca qur'an, jangan bangga dulu!!! tingkatkan terus hafalannya, jangan sampai hafal ini hafal itu tapi sholatnya tetep aja bacaan suratnya itu lagi itu lagi, dapet piala lomba baca Qur'an tapi dirumahnya gak pernah terdengar lantunan ayat-ayat suci dibacakan, itu semua gak boleh terjadi...mengerti??? Pembagian hadiah ini bukanlah akhir dari perjuangan, tapi justru awal dari perjuangan yg sebenarnya...berjuang menjadi manusia-manusia yg berguna dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak. Dan bagi kalian yg 'belum' mendapatkan piala hari ini, tak perlu bersedih, gak usah kecewa, karna "pemenang" yg sebenarnya adalah 'mereka yang paling bisa menerima kekalahan',

Tujuan sesungguhnya diadakan lomba adalah 'bukan untuk mencari pemenang ataupun juara, tapi untuk mengetahui siapa yang paling berbesar hati', karna 'Juara yg sebenarnya adalah mereka yg ikhlas mengakui kehebatan dan kemenangan lawannya, sebagaimana nama TPA tempat kita belajar selama ini yaitu TPA AL-IKHLAS, maka marilah kita jadi pribadi-pribadi yg ikhlas, dengan kata lain : "medali emas kalian adalah kebesaran hati kalian"

Tahun depan mudah-mudahan kita bisa ngadain lagi lomba yg lebih heboh dari ini, dengan semangat yg lebih membara juga, dengan hadiah yg lebih banyak juga, dan pastikan!!! yg hari ini belum kebagian piala, berjanjilah!! tahun depan kalian akan dapat!!! harus!!! tidak boleh tidak!!! paham??

mereka pun mengangguk, sebagian mungkin itu tandanya bahwa mereka paham sama ocehan gue itu, dan sebagian lain mungkin menjadikan anggukan itu sebagai ganti dari kata "yesss akhirnya selesai juga buguru ngebacot tanpa jeda".

dan demi melihat bayangan kaka-kaka guru sekaligus dewan juri didepan jendela, maka sebelum mereka menjejakkan kakinya kedalam ruangan, gue berteriak kepada mereka " Oiii desi, ayu, dll tolong angkutin semua piala dan hadiah-hadiah yg semalem kita bungkusin kesini...udah mau dibagiin nih, anak-anak dah gak sabar!!! lalu mereka pun bergegas kedalam rumah tempat dimana penghargaan2 itu berjejer dan menumpuk..tak lama kumpulan hadiah-hadiah itu pun telah berganti tempat dan posisi, berjejer dihadapan binar-binar mata-mata kecil yang menatapnya tanpa berkedip dengan penuh rasa penasaran, harapan sekaligus kecemasan, membayangkan diri mereka berdiri didepan mendekap piala berwarna emas itu dengan senyum bangga,


dan karna semua donlotan yg tadi gue ceritain di awal paragraph pembuka udah komplit semua, maka gue pending sampe disini dulu nulis cerita tentang pembagian hadiahnya, karna gue dah gak sabar mau baca, ntar klo ada waktu disambung lagi........

to be continued.............

taraaaaaaaaaaaaaaaaaa akhirnya gue balik lagi nerusin tulisan yg tertunda ini, hmm kemaren tu ampe mana ya ceritanya?? ahya...sampe piala ngumpul semua ditempat pembagian kan?? langsung aja ni lanjutannya :

setelah semua hadiah dan piala berbaris rapi didepan para penonton yg menatap mereka dengan pandangan takzim dan takjub, tanpa basa-basi lagi karna emang dah kebanyakan ngomong juga maka diumumkanlah para pemenang dan peraih hadiah-hadiah tersebut. satu demi satu monster2 cilik itu maju demi mendengar namanya disebut, menerima piala-piala dan hadiah-hadiah tersebut kemudian berpose dengan gaya dan senyum seindah mungkin, penuh rasa bangga kemudian menyalami kakak-kakak guru dan gue selaku pembaca berita baik-baik itu.

berakhir sudah rangkaian acara-acara lomba yang diawali oleh lomba adzan tersebut, yeah hari pertama adalah perlombaan mengumandangkan adzan yg dipesertai oleh para bocah murid lelaki, tepatnya berjumlah empat orang, suasana tegang sudah mulai menyeruak disekitar para peserta, panggilan pertama untuk nomor urut kesatu peserta lomba, panggilan kedua dan tibalah di panggilan ketiga....Adalah Ishlahul Amal, bocah kelas 3 SD ini maju dengan langkah ragu dan gugup..........terbata-bata ia bertanya : "teh, boleh ga adzannya madep ke tembok?? ngga mau ngadep ke penonton ah, maluuuuuuuu.......
nggak boleh!!! harus berani!! cuek aja!! nggak usah malu-malu meong ah, tapi tetap saja semua kata-kata itu tak menyurutkan niatnya untuk mengumandangkan adzan membelakangi kiblat, penonton dan menyampingi dewan juri.

inilah penampakkannya :


padahal ni bocah suaranya bagus, nada adzannya juga keren, tapi mentalnya bener-bener ciut, bagaimanapun keberanian jadi salah satu faktor penentu yg sangat penting, karna itulah seketika itu juga melihat penampilannya.......penilaian gue langsung ngedrop sengedrop ngedropnya, karna dihati gue gak pernah ada tempat bagi para pecundang, sehebat n sekeren apapun dia.

pelajaran pertama dihari pertama lomba "malu lah disaat yg tepat" karna "bagus saja tidak cukup jika tidak disertai mental yang berani"

hari kedua adalah lomba mewarnai, lomba akan dimulai jam 16.00 tapi jam 14.00 sang guru
gadungan sekaligus panitia tunggal belum tau objek apa yg nanti akan diwarnai oleh para peserta yg jumlahnya hampir 90 % dari jumlah murid-murid itu, belum punya gambar apa yg nanti akan diperindah oleh mereka pada lomba itu, sejenak berfikir sambil sms-an ma sahabat nun jauh disana, tiba2 dapet ide *cling, bergegas gue berangkat membawa secarik kertas bergambar ke tukang fotocopy'an setelah sebelumnya gue apusin dulu coretan2 n sedikit warna-warna hasil perbuatan ponakanku yg membubuhi gambar2 tersebut sekenanya, hiakakak bener-bener guru gebleg, ngadain lomba tapi gada persiapan, kalo sampe tu lomba gagal gara2 gada objek yang akan diwarnainya, gw jamin semua anak yg dah bersiap-siap dengan alat gambarnya masing-masing bakalan kecewa berat dan pulang dengan muka dilipet alias ditekuk.

acara berlangsung lancar, meskipun ditengah2 perlombaan anak-anak itu ada-ada saja, ada yg crayonnya patah lah, pensil gambarnya abislah, teriak2 panik pinjem rautan tapi gada yg punya, akhirnya gue inisiatip lari ke dapur ngambil golok eh piso buat najemin tu pensil gambar, ada yg kesemutan karna terlalu lama duduk lah, ada yg baru 2 menit dah terbirit2 menyelesaikan hasil gambarnya padahal waktu yg diberikan 30 menit lah (etdah dikira lomba mewarnai tuh pemenangnya berdasarkan siapa yg tercepat menyelesaikannya apa ya??)) alhasil bukannya keindahan yg tampak tapi lukisan abstrak yg bener-bener ga nyata apa bentuknya, menutupi seluruh objek dengan warna-warna gelapnya yg gak karuan...hahaha, tapi yg lebih parah lagi adalah "ada peserta yg dateng tepat disaat waktu mewarnai habis dan semua gambar harus dikumpulkan ke juri, dengan wajah polosnya dia melangkah elegant, tanpa merasa bersalah atau menyesal sedikitpun, akakakak dianter pula ma om'nya, trus om'nya nyengir n bilang "buguru, dah telat ya??" buru-buru gue jawab "bukan telat lagi coy, tapi udah selesai dan gak ada kesempatan kedua" (dalem hati doang tapi)

pelajaran yg diambil dihari kedua lomba "datanglah disaat yg tepat" karna terlambat si boleh aja, tapi ga gitu-gitu juga kaleeeeeeee"


berlanjut hari ketiga lomba adalah "fashion show busana muslim". lain hari lain juga keganjilan dan kejadian yg dialami para peserta lomba, ditengah hiruk pikuk dan sorak sorai para penonton yg sudah memadati ruangan kiri kanan depan belakang "cat walk" yg disediakan untuk para peserta melancarkan aksinya, menunjukkan gayanya, semua mata memandang ke satu peserta yg tahun lalu keluar sebagai pemenang peserta fashion show anak itu, "Nadia" namanya, anak itu memang paling kelihatan beda dari semua peserta lainnya, mukanya yg lucu dan kostum hasil rancangan ibunya yang telah sebulan lalu sengaja dipersiapkan untuk lomba hari itu sampe bela-belain ibunya begadang semalam suntuk demi menyelesaikan hasil designnya itu karna dah gak ada waktu lagi sedangkan kostum yg akan dipake bergaya diatas catwalk di perlombaan esok hari belum rampung, dan dengan polesan make up tipis diwajahnya membuat semua penonton juga peserta berdecak kagum dan yakin bahwa tahun inipun dia lah yg akan dinobatkan sebagai pemenang lomba fashion show kali ini,

tapi ternyata prediksi mereka (termasuk guee) bener-bener meleset jauh, kenapa coba?? karna saat nomor urut itu dipanggil, saat Nadia si Foto Model imut dadakan itu harus segera tampil meliuk-liuk diatas karpet biru yg sengaja digelar dan dipaksa jadi catwalk itu, tiba-tiba saja wajahnya berubah merah padam, rasa gentar dan takut tergurat jelas diwajah lucunya, pasalnya....katanya ada seorang peserta lomba yang menyentuh dan menepuk punggungnya, kontan wajah merona itu tiba-tiba berubah dan keluarlah dari mulut mungilnya teriakan kecil tapi jelas terdengar oleh seluruh telinga yg berada ditempat itu "mamaaaaaaaaahhh si Dita pegang2 aku (padahal si Dita itu memegang maksudnya mempersilahkan dan menyemangati dengan cara memberikan sentuhan semangat dan dukungan) namun anak itu sepertinya terlalu tegang karna mendapat dukungan yg terlalu hebat sehingga dia merasa menanggung beban yg berat untuk harus memenangkan kejuaraan fashion show kali ini, akhirnya semangat dan kepercayaan diri berlebih itu justru malah ngedrop, ngedown setelah menembus batas maksimalnya menuju titik terendah kepercayaan dirinya, hasilnya adalah "dia menjerit menangis dan berderai-derai airmata ditengah sorak sorai penonton dan pendukung (termasuk ibunya yg sudah sigap dengan kamera untuk mengabadikan moment penting dalam hidup anaknya itu) seketika langsung berubah menjadi senyap dan muka-muka ceria itu mendadak mulai terlihat kecewa dan tak menyangka akan kejadian yg sedang terjadi, suara gemuruh bak dengung lebah itu dalam sekejap sirna, yg terdengar hanya lenguhan panjang dan seruan "huuuuuuuuuuuu" sebagai tanda bahwa penonton kecewa....

FYI (padahal tuh anak kesehariannya terkenal cuek, tomboy tapi centil n luar biasa pede loohh, makanya ironis banget kenapa kejadianya kemaren itu harus seperti itu)

akhirnya Nadia si calon Ratu Sejagad sore itu dianulir terlebih dahulu untuk kemudian ditampilkan belakangan setelah peserta-peserta lainnya sambil menunggu tangisnya reda dan sedang dalam proses dibujuk oleh ibunya dan dibesar-besarkan hatinya oleh para penonton yang mendukungnya, tapi sampai acara selesai, bukannya kering airmatanya, tapi malah tambah kejer lah nangisnya....meraung-raung tersedu-sedu..

pelajaran yg dapat diambil dihari ketiga "menangislah disaat yg tepat" jangan tepat disaat kesempatan untuk jadi bintang sedang berada digenggaman"


ini para peserta fashion show


hari-hari selanjutnya lomba tetap berjalan lancar dengan tetap ada kejadian-kejadian yg mengesankan sekaligus mengenaskan, hingga tibalah diakhir rangkaian acara lomba dan untuk mempersingkat cerita yg lumayan bertele-tele ini maka hari pengumuman pemenang dan pembagian piala pun tiba, dan inilah penampakan semua peserta dan para juara :


TammaT
(tujuan dituliskannya cerita ini, bukan supaya dibaca oleh para blogger, tapi hanya untuk mengabadikan moment-moment kenangan bersama para monster-monster pencari ilmu itu, jadi wajar aja kalo tulisannya semrawut acak-acakan n ga layak baca banget)

Selasa, 13 Desember 2011

Roti vs Bubur


hahahaha pagi-pagi dah ketawa sendirian dijalanan pas berangkat menuju kesini (warnet) tadi.
pasalnya ada tukang roti bakar n tukang bubur yang emang dah biasa jualan disekitar komplek situ n dah sering banget berpapasan sama gue tiap kali gue berangkat kerja jalan kaki.

biasanya ngga ada yang aneh ama kebiasaan para tukang jualan sarapan itu, layaknya para pedagang keliling dengan semangat berteriak menawarkan dagangannya sambil mendorong gerobaknya pelan-pelan menyusuri komplek perumahan. tapi kali ini ada yang berbeda dan membuat gue bertanya-tanya ?? tukang roti bakar yg biasanya jaraknya lumayan jauh sama tukang bubur n terkesan mencari arah dan jalanan yg berbeda untuk mereka lalui, kali ini justru mereka terlihat begitu akur dan dekat, begitu lengket seolah tak ingin dipisahkan, mereka berjalan beriringan sepanjang jalan, sambil mengobrol dan terkekeh-kekeh. entah apa yang mereka perbincangkan, sayup-sayup dari kejauhan gue denger abang tukang bubur dgn gerobak biru langit yg posisinya tepat disebelah gerobak ijo tai kuda dan keduanya dalam keadaan diparkir pararel itu berkata : "ah gw mah jualannya mau dibelakang roti bakar aja deh, mau ngikutin lu aja, biar ada temen jualannya keliling-keliling, biar tambah semangat, gak lama setelah kata-kata itu terlontar dari bibirnya, abang tukang roti bakar pun bergegas mendorong gerobaknya sehingga perlahan tapi pasti mulai meninggalkan abang tukang bubur bersama gerobak birunya, tapi dengan cekatan si gerobak biru itu berjalan didepan pemiliknya yg mendorong sambil asik berdendang menyanyikan salah satu lagu dangdut yg liriknya gw lupa tapi gw tau banget kalo itu adalah salah satu dari lagu lamanya "Bang Haji Roma", menyusul tukang roti bakar hingga jarak mereka hanya beberapa senti meter saja dengan gerobak roti memimpin didepan, ngeliat keakraban mereka yang jarang-jarang terjadi itu bikin gue jadi senyum-senyum sendiri xixixixi

sejenak kemudian mulailah terdengar yel-yel yg diteriakkan oleh abang tukang roti bakar yg berada didepan abang tukang bubur, "Roti Bakar!!!! Roti Bakar!!!
tak mau kalah, tukang bubur dibelakangnya pun ikutan meneriakkan yel-yel jualannya dgn semangat dan wajah ceria "Bubur Bakar!!! Bubur Bakar!!!
ngedenger itu spontan gw langsung tergelak sambil mikir n ngebayangin gimana jadinya kalo seandainya beneran ada makanan yg namanya "Bubur Bakar" jelas-jelas di gerobaknya tertulis "Bubur Ayam" BUKAN "Bubur Bakar" wkwkwkwkwkwkwk EDAN!!!!

Senin, 12 Desember 2011

Miss. Headstone vs nona kepala batu


Capung Senja : Dor!! gimana rasanya ngga apdet status?? hayoo ini belom 24 jam loohhh, tapi kalo kamu pengen nyerah ya gapapa
Lebah Pagi : wew...biasa aja tuh, aku tak selemah yg kamu kira woooo....aku yg akan menang :-\

Capung Senja : dream on honey!

Lebah Pagi : let we see!! bahkan aku sudah sedang memikirkan bagaimana menertawakan kekalahanmu nanti hahaha :cool

Capung Senja : siapin budget ya..aku dah mastiin buku mana yg akan kamu belikan!!

Lebah Pagi : jangan seyakin itu kisanak!!

Capung Senja : oh come on!! dr sekarang pun kamu harus dah siap-siap nabung!!

Lebah Pagi : terus saja kau merendahkanku, karena itu hanya semakin menguatkanku...seorang "Fitrah" tak pernah mengenal kata "menyerah", kata "kalah" sudah sejak lama kuhapus dari kamus hidupku

Capung Senja : "menyerah" itu artinya apa ya?? aku ga tau..

Lebah Pagi : sabar aja....tak lama lagi kamu sendiri yang akan menerjemahkana arti kata itu...sadarilah honey..lawan mainmu terlalu kuat untuk kau patahkan,

Capung Senja : dan kau tak tau siapa yg kau hadapi

Lebah Pagi : yeah..satu-satunya yang aku tau adalah " kamu terlalu mudah untuk kukalahkan", bukan tandingan yg sepadan...ah aku seharusnya memilih orang yg lebih menantang untuk kutaklukkan

Capung Senja : menghibur diri sendiri? ga pede yah??

Lebah Pagi : uh honey... kamu gak sadar yah?? kamu bukan hanya sedang bermain api...tapi kamu membasahi korek dengan bensin...dan itu hanya akan menghanguskanmu..kamu sedang meninju batu karang dengan tanganmu yg lemah itu, sekuat apapun kau memukul, itu hanya akan melukai kepalanmu...
kau fikir kau akan mampu membuka pintu gerbang baja yang terkunci rapat dan terlalu kokoh hanya dengan mendorongnya saja honey???

Capung Senja : darling,,, kau pikir kemampuanku hanya segitu?? kamu salah.. ini bahkan belum apa-apa honey

Lebah Pagi : fikirkan lagi baik-baik honey....kamu terlalu ceroboh menerima tawaranku begitu saja...semua ini hanya akan membuang-buang waktumu untuk hal yg percuma, kamu akan kehilangan waktu dan uangmu, tapi itu semua gak seberapa dibanding " kamu akan kehilangan harga diri dan predikatmu sebagai survivor sejati" seperti yg selama ini kusandangkan.

Capung Senja : owh honey...itu semua lebih cocok untuk menasehati dirimu sendiri

Lebah Pagi : aku tau kamu hebat, tapi itu ngga berlaku bagi aku,, kamu boleh mengundurkan diri kok sebelum terlalu banyak waktu yang terbuang hanya demi sebuah kesia- siaan". sekarang atau nantipun hasilnya akan tetap sama...sebentar atau lama kenyataannya tidak akan berubah..jadi buat apa menunggu??

Capung Senja : ah kamu terlalu takut..belum apa-apa sudah membayangkan kekalahan ya :cool

Lebah Pagi : woooo tidakkah ini bagian dari apa yang disebut sebagai "intimidasi"?? huuu dia yang bikin peraturan, dia sendiri yang melanggar,,,huuu dasar provokator!! ah sudahlah...lagipula siapa pula yg merasa terintimidasi atau terprovokasi, semua kata-katamu itu tak sedikitpun menggoyahkanku

Capung Senja : wkwkwkwkwkw kayaknya sih iya, tp semakin menarik kan??

Lebah Pagi : eh mungkin ngga yah hasilnya akan seri?? ah tapi nggak mungkin deh,,sudah jelas aku yg akan menang..sejelas bintang dilangit..ngga ada batasan waktu kan?? jangan fikir aku bertanya begini karna aku ragu...ini hanya secuil dari kemungkinan yg tidak mungkin.

Capung Senja : olala dah mulai pikir2 ya??

Lebah Pagi : oo tentu tidaak!!! toh aku tak sedikitpun merasa gentar...come on honey..sebenarnya aku tak suka banyak bicara...biarlah waktu yg membuktikan...

Capung Senja : mengintimidasi, memprovokasi, menghasut, kena semua wkwkwkwkwk

Lebah Pagi : setajam apapun kata-katamu, tak sedikitpun melukaiku...apalagi menyakitiku...aku terlalu kebal untuk terluka karnamu...sekejam apapun kamu...

Capung Senja : wkwkwkwk kek Stansfield vs Townsend

Capung Senja : asik kali yah klo dijadiin dialog film :D

Lebah Pagi : dan kita akan jadi orang-orang yg berteriak paling kencang "gilaaaaaaa" wkwkwkwk

is reading...............



tenggelam bersama 'perahu kertas',
hanyut menyelam semakin dalam.....

dan aku terhempas ke lorong waktu...
sepuluh tahun yang lalu.......

tahun 2000....

semakin mengagumimu.......


saya adalah salah satu pembaca setia novel-novel Tere-Liye, walaupun belum semua novelnya sudah saya baca, padahal ingin sekali saya memiliki dan mengoleksi semua novel-novelnya yg tidak pernah tidak saya suka.

semua novel yg ditulis seorang Tere-Liye selalu mampu menyentuh dinding terkeras dihatiku, menjotos-jotosnya hingga menembus ruang paling rapuh disudut terdalam hatiku, tempat dimana bendungan air mata berada disana, kata-kata Tere-Liye benar-benar telah menyodok-nyodok tanggul penahan bendungan itu sekuat-kuatnya, dan akhirnya jebol, tumpahlah seluruh air dalam bendungan itu setumpah-tumpahnya, mengalir dan terus membanjiri mata, menetes satu demi satu, pelan, perlahan menderas dan semakin deras...tak bisa lagi tertahan....mengalir seikhlas-ikhlasnya, mengalir pula segala rasa perih di jiwa, beban yg selama ini terpendam...sedih yg selama ini disembunyikan, melegakan, meringankan,,,hingga pedih batin pun lenyap sudah, hanyut bersama derasnya arus dan berubah menjadi bulir bulir bening airmata (aih maaf jadi berlebihan gini).

Bidadari-Bidadari Surga, salah satunya, novel yg saya pinjam dari sahabat saya ini (terpaksa pinjam karna jatah beli buku bulan ini sudah habis bahkan sudah melebihi batas yg seharusnya) benar-benar mengingatkan saya pada seseorang, pada sesuatu, pada sebuah keganjilan dan pertanyaan terbesar dalam hidup saya....seolah mozaik-mozaik hidup saya satu demi satu terkumpul semua didalam novel setebal nyaris 5 centi itu.....

membayangkan sosok Laisa dalam novel itu, seolah membaca seseorang yg begitu familiar dlm hidupku, apa yg ia lakukan seolah mengantarkanku pada alam Dejavu yg benar-benar mengaduk-ngaduk emosi dan perasaan,
bahkan jika seandainya novel ini dilayar lebarkan, ingin sekali rasanya untuk bisa memerankan tokoh Laisa, sebagaimana gambarannya dalam novel itu...tapi bukan untuk berakting, bukan berpura-pura, melainkan mencoba menjadi diri sendiri, diriku yg sesungguhnya, menjalani kehidupanku yg begitulah adanya....ah sudahlah, bagaimanapun aku tak pernah bisa sesempurna seorang "Laisa" dgn segala keikhlasannya, dengan segenap ketulusannya.
satu hal yg mungkin begitu sulit ku teladani dari seorang Laisa adalah "mampu untuk 'selalu' menyembunyikan semua kesedihannya" sehingga dia nampak seperti wanita paling tegar di planet bernama bumi ini, padahal sejatinya Laisa tetap saja seorang wanita dengan segala kodratnya, yg mudah sekali tersentuh perasaannya.....tapi aku tetap ingin memiliki semua sifat-sifat yg dimiliki oleh seorang 'Laisa", yg seluruh hidupnya adalah manfaat bagi orang lain, yang pengorbanannya adalah kebahagiaan orang lain.

banyak sekali pelajaran berharga yg saya petik dari novel Bidadari-Bidadari surga ini, bahkan jika mungkin tidak dianggap berlebihan, saya mengasumsikan bahwa membaca novel-novel Tere-Liye adalah cara indah memahami isi kitab suci, adalah cara lain memaknai hadist2 nabi. Membuat kita semakin bersemangat untuk mempelajari dan mentadabburi isi yang terkandung dalam kitab suci yg berisikan kalimat-kalimatNya yg Agung.

Dengan membaca novel-novel Tere-Liye yg tidak terkesan terlalu religius tapi berisikan pesan-pesan religi yg begitu menyentuh sisi kemanusiaan, siapapun akan mengakui bahwa Islam itu agama yg Indah, bahwa ayat-ayat Allah adalah perkataan yg maha sempurna dan kebenaran yg paling hakiki, membaca novel Tere-Liye tidak hanya menyenangkan, tapi juga menyadarkan....tidak hanya melenakan, tapi mengingatkan....takjub, dan sadar bahwa Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber bacaan yg wajib dijadikan pedoman dalam menapaki langkah demi langkah dikehidupan yg telah dihadiahkan olehNya, oleh Sang Maha Hidup..

untuk sahabat-sahabatku : "saya rekomendasikan pada kalian untuk membaca karya-karya indahnya seorang Tere-Liye, lalu hadiahkanlah untuk orang-orang tersayang anda....untuk orang-orang yang terindah....

untuk Tere-Liye......teruslah berkarya, teruslah berdakwah dgn cara yg indah!!! :)

Malaikat Penyelamat

tubuh kecil itu ditemukan ibuku di sebuah selokan kecil dibelakang rumahku, saat seseorang sedang mengunyah sarapan pagi itu...

keadaannya begitu mengenaskan, basah kuyup menggigil menahan rasa dingin yg membalut tubuh mungilnya.
dengan sigap ibuku segera mencomot sebilah kayu lalu dengan amat hati-hati menggeser lembut makhluk yg hampir kehilangan nyawa itu. dalam hitungan detik, tubuh itu sudah berpindah dari selokan yg penuh genangan air, kedalam dekapan jari-jari yang mulai keriput itu.

kondisinya sangat lemah, rambut halusnya lepek dan tidak sehelaipun yg tidak terendam genangan air selokan itu, membuat daging tubuhnya yg kemerahan dan tulang-tulang rapuhnya terlihat mencuat gemetaran...

setengah berbisik wanita yg usianya lebih dari setengah abad itu berkata lirih sambil meletakkan makhluk yg nyaris mati itu didekat tungku perapian: "tunggu disini sebentar!!! aku akan segera kembali, percayalah....kamu pasti selamat, tuhan akan menyelamatkanmu. ingat!! jangan kemana-mana, tunggu saja disini, aku akan segera kembali".

tak lebih dari setengah menit wanita yg sudah tidak muda lagi itu kembali dengan membawa beberapa lembar kertas kemudian memasukan kertas2 itu kedalam tungku, lalu dgn cepat api yg bersumber dari sebatang korek itu menyambar dan membakar kertas-kertas tersebut, kobaran api melahap dengan cepat tumpukan kertas-kertas itu. seolah sedang dipanggang, tubuh kecil itu dibentangkan diatas perapian itu, sayapnya direntangkan tepat diatas api yang nyalanya semakin membesar itu tanpa sedikitpun membiarkan api itu menyentuh apa yg ada diantara kedua tangan itu....menghangatkan....itulah tujuan sebenarnya.....

dengan kondisi yg mulai membaik, bayi ayam yg baru beberapa hari keluar dari cangkang telur itu kemudian diletakkan pada posisi dimana sinar matahari akan membungkusnya dalam hangat sinar kasihnya,

Ya Allah ya tuhanku, yg jiwaku dan seluruh jiwa hambaMu berada dalam genggamanMu, aku mohon padaMu....selamatkanlah bayi tak berdosa itu dari kematian yg sedang mengintainya, izinkan ia untuk tetap bernafas, bergabung dan tumbuh besar bersama 8 saudara-saudaranya yg lain, lihatlah induk ayam itu, yg meski aku tak mengerti bahasanya, tapi aku yakin dia sedang berdo'a agar salah satu dari buah hatinya itu selamat dari bahaya yg hampir merenggut nyawanya.

dengan tangan yg sama, malaikat yg sama, dan melalui naluri melindungi seorang ibu yang sama pula, kumohon!!! tolong selamatkan bayi ayam yg teramat lemah itu sebagaimana dulu Kau selamatkan bayi manusia yg usianya baru beberapa hari itu, saat terjadinya peristiwa tragis itu....29 tahun yg lalu.....
dari selimut dingin yg hampir membekukan seluruh tubuh itu, dari hantaman hujan es yang mengguyur kota Bogor sore itu, dari badai yg yg menerbangkan seluruh atap rumah perempuan beranak tiga yg sedang ditinggal kerja oleh suaminya itu, membuatnya memutuskan untuk segera pergi mencari tempat yang aman, karena bangunan yg tidak layak disebut rumah itu tidak dapat lagi melindungi mereka dari bahaya yg mengancam mereka sore itu. tergopoh-gopoh berlari tanpa tujuan ditengah deras hujan dan angin kencang yg menumbangkan pepohonan paling besar dikampung itu, ibu itu menggendong bayi perempuan dalam dekapannya, sementara dua tangannya masing-masing menggenggam erat tangan-tangan kecil setengah menyeret dua anak kecil dengan ember yg melindungi kepala mereka dari hantaman gumpalan batu es yg seolah dilemparkan dari langit bersama topan yg dapat menghempaskan dan menyapu bersih apa saja yg tidak berusaha menyelamatkan diri.

dengan nafas terengah-engah dan tenaga yg masih tersisa, seolah ada sesuatu yg menuntun langkah tanpa arah itu kesana.... ke sebuah saung butut dipinggir sawah (gubuk kecil yg dindingnya terbuat dari anyaman bambu) , sementara ayah mereka belum diketahui bagaimanakah nasibnya, mungkin saja hanyut terbawa derasnya aliran sungai ketika sedang berusaha melintasi sungai yg selalu meluap dan banjir ketika hujan turun itu, demi bergegas pulang dan menyelamatkan nyawa orang-orang yg sudah pasti membutuhkan pertolongannya saat itu....istri dan ketiga anaknya...

hanya keajaiban yg mampu menyelamatkan tubuh mungil yg semakin membiru dgn nafas yg mulai tersengal itu, pasrah namun tak sedikitpun menyerah, mata yang basah oleh airmata bercampur air hujan itu liar melihat ke sekeliling saung, berharap menemukan apa saja yg bisa menyelamatkan bayi itu, apa saja.....
dan seketika itu pula matanya menangkap sebuah benda yg terselip disudut atap saung reot itu....."korek api" tanpa fikir panjang, tangannya yang bergetar hebat itu segera memburu benda berbentuk kotak itu lalu mengeluarkan satu batang korek yg keadaannya sudah kuyup tersiram hujan, ujung-ujung batang kayu-kayu tipis itu terus digesekkan pada pinggiran kotak berwarna coklat lusuh itu, berharap sesuatu terpercik dari hasil gesekkan itu...."api" yg mampu menyelamatkan bayi mungilnya yg semakin pucat dan membiru itu dari ancaman kematian yg sedang menjemputnya kala itu, sementara dihadapannya tumpukan ranting-ranting kering bersama selembar kertas telah siap berkorban demi menyelamatkan bayi itu...

to be continued...........

Minggu, 11 Desember 2011

Berkunjung ke rumah sendiri

lama sudah ku tak menyentuh blog ini,
bukan!! bukan karna aku sudah melupakan salah satu dari sahabat sejatiku ini,
atau bukan juga karna aku malas tuk menggurat kata dikertas online ini, dan bukan pula karna kesibukanku mengerjakan hal-hal lain diluar dunia maya...

sebenarnya begitu banyak yg ingin aku ketik disini, tentang banyak hal.
tentang perjalanan hidup yang selalu penuh kejutan, tentang isi hati yang yang tak pernah tuntas dibahas, tentang kehangatan sahabat yg membuat hidup selalu penuh warna , tentang keluarga yang saling mencinta tanpa mengenal batasan waktu, tentang apapun, tentang apa saja yang bisa dituangkan dalam bentuk kata...

jikapun harus ada alasan mengapa jemariku tak pernah lagi mengetik sesuatu yg bisa di post disini, maka itu karena terlenanya aku akan hobby yg membuatku benar-benar menjadi 'gila'...

yeah.....sebagaimana ucapan sahabatku, bahwa dunia baca benar-benar telah menyihirku, membuatku tergila-gila hingga menjadikannya bagian terpenting dan meletakkannya di posisi teratas dari hal-hal yg ku prioritaskan dalam hidupku.

sejak dulu aku memang suka sekali berkencan dan bercumbu dengan buku, merelakan begitu banyak waktu untuk duduk atau berbaring selama ratusan menit mengeja huruf demi huruf pada lembar demi lembar kertas yg selalu mengundang rasa penasaran, bahkan 3 buah novel setebal nyaris 5 centi sudah kulalap habis dalam 2 hari terakhir ini, itu artinya dalam sebulan kebelakang ini sudah sekitar 10 novel dan buku2 psikolog yg jadi senjata andalanku membunuh waktu, meskipun semua itu tetap saja tak mampu membuatku jadi lebih pintar walau hanya sedikit saja :P


ah bicara masalah baca memang gak akan ada habisnya, bahkan aku sudah tak sabar ingin menuntaskan tulisan ini kemudian mengklik tombol share lalu meraih kembali novel "perahu kertas" nya Dee yg blm sampai setengahnya kubaca, membaca memang mengalahkan semua hobbyku yg lainnya termasuk menulis hehehe
okelah udahan dulu ah nulisnya, ntar aja dilanjut lagi lain waktu :D dan kembali berlayar dengan perahu kertas............

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...