tubuh kecil itu ditemukan ibuku di sebuah selokan kecil dibelakang rumahku, saat seseorang sedang mengunyah sarapan pagi itu...
keadaannya begitu mengenaskan, basah kuyup menggigil menahan rasa dingin yg membalut tubuh mungilnya.
dengan sigap ibuku segera mencomot sebilah kayu lalu dengan amat hati-hati menggeser lembut makhluk yg hampir kehilangan nyawa itu. dalam hitungan detik, tubuh itu sudah berpindah dari selokan yg penuh genangan air, kedalam dekapan jari-jari yang mulai keriput itu.
dengan sigap ibuku segera mencomot sebilah kayu lalu dengan amat hati-hati menggeser lembut makhluk yg hampir kehilangan nyawa itu. dalam hitungan detik, tubuh itu sudah berpindah dari selokan yg penuh genangan air, kedalam dekapan jari-jari yang mulai keriput itu.
kondisinya sangat lemah, rambut halusnya lepek dan tidak sehelaipun yg tidak terendam genangan air selokan itu, membuat daging tubuhnya yg kemerahan dan tulang-tulang rapuhnya terlihat mencuat gemetaran...
setengah berbisik wanita yg usianya lebih dari setengah abad itu berkata lirih sambil meletakkan makhluk yg nyaris mati itu didekat tungku perapian: "tunggu disini sebentar!!! aku akan segera kembali, percayalah....kamu pasti selamat, tuhan akan menyelamatkanmu. ingat!! jangan kemana-mana, tunggu saja disini, aku akan segera kembali".
tak lebih dari setengah menit wanita yg sudah tidak muda lagi itu kembali dengan membawa beberapa lembar kertas kemudian memasukan kertas2 itu kedalam tungku, lalu dgn cepat api yg bersumber dari sebatang korek itu menyambar dan membakar kertas-kertas tersebut, kobaran api melahap dengan cepat tumpukan kertas-kertas itu. seolah sedang dipanggang, tubuh kecil itu dibentangkan diatas perapian itu, sayapnya direntangkan tepat diatas api yang nyalanya semakin membesar itu tanpa sedikitpun membiarkan api itu menyentuh apa yg ada diantara kedua tangan itu....menghangatkan....itulah tujuan sebenarnya.....
dengan kondisi yg mulai membaik, bayi ayam yg baru beberapa hari keluar dari cangkang telur itu kemudian diletakkan pada posisi dimana sinar matahari akan membungkusnya dalam hangat sinar kasihnya,
Ya Allah ya tuhanku, yg jiwaku dan seluruh jiwa hambaMu berada dalam genggamanMu, aku mohon padaMu....selamatkanlah bayi tak berdosa itu dari kematian yg sedang mengintainya, izinkan ia untuk tetap bernafas, bergabung dan tumbuh besar bersama 8 saudara-saudaranya yg lain, lihatlah induk ayam itu, yg meski aku tak mengerti bahasanya, tapi aku yakin dia sedang berdo'a agar salah satu dari buah hatinya itu selamat dari bahaya yg hampir merenggut nyawanya.
dengan tangan yg sama, malaikat yg sama, dan melalui naluri melindungi seorang ibu yang sama pula, kumohon!!! tolong selamatkan bayi ayam yg teramat lemah itu sebagaimana dulu Kau selamatkan bayi manusia yg usianya baru beberapa hari itu, saat terjadinya peristiwa tragis itu....29 tahun yg lalu.....
dari selimut dingin yg hampir membekukan seluruh tubuh itu, dari hantaman hujan es yang mengguyur kota Bogor sore itu, dari badai yg yg menerbangkan seluruh atap rumah perempuan beranak tiga yg sedang ditinggal kerja oleh suaminya itu, membuatnya memutuskan untuk segera pergi mencari tempat yang aman, karena bangunan yg tidak layak disebut rumah itu tidak dapat lagi melindungi mereka dari bahaya yg mengancam mereka sore itu. tergopoh-gopoh berlari tanpa tujuan ditengah deras hujan dan angin kencang yg menumbangkan pepohonan paling besar dikampung itu, ibu itu menggendong bayi perempuan dalam dekapannya, sementara dua tangannya masing-masing menggenggam erat tangan-tangan kecil setengah menyeret dua anak kecil dengan ember yg melindungi kepala mereka dari hantaman gumpalan batu es yg seolah dilemparkan dari langit bersama topan yg dapat menghempaskan dan menyapu bersih apa saja yg tidak berusaha menyelamatkan diri.
dengan nafas terengah-engah dan tenaga yg masih tersisa, seolah ada sesuatu yg menuntun langkah tanpa arah itu kesana.... ke sebuah saung butut dipinggir sawah (gubuk kecil yg dindingnya terbuat dari anyaman bambu) , sementara ayah mereka belum diketahui bagaimanakah nasibnya, mungkin saja hanyut terbawa derasnya aliran sungai ketika sedang berusaha melintasi sungai yg selalu meluap dan banjir ketika hujan turun itu, demi bergegas pulang dan menyelamatkan nyawa orang-orang yg sudah pasti membutuhkan pertolongannya saat itu....istri dan ketiga anaknya...
hanya keajaiban yg mampu menyelamatkan tubuh mungil yg semakin membiru dgn nafas yg mulai tersengal itu, pasrah namun tak sedikitpun menyerah, mata yang basah oleh airmata bercampur air hujan itu liar melihat ke sekeliling saung, berharap menemukan apa saja yg bisa menyelamatkan bayi itu, apa saja.....
dan seketika itu pula matanya menangkap sebuah benda yg terselip disudut atap saung reot itu....."korek api" tanpa fikir panjang, tangannya yang bergetar hebat itu segera memburu benda berbentuk kotak itu lalu mengeluarkan satu batang korek yg keadaannya sudah kuyup tersiram hujan, ujung-ujung batang kayu-kayu tipis itu terus digesekkan pada pinggiran kotak berwarna coklat lusuh itu, berharap sesuatu terpercik dari hasil gesekkan itu...."api" yg mampu menyelamatkan bayi mungilnya yg semakin pucat dan membiru itu dari ancaman kematian yg sedang menjemputnya kala itu, sementara dihadapannya tumpukan ranting-ranting kering bersama selembar kertas telah siap berkorban demi menyelamatkan bayi itu...
to be continued...........
dan seketika itu pula matanya menangkap sebuah benda yg terselip disudut atap saung reot itu....."korek api" tanpa fikir panjang, tangannya yang bergetar hebat itu segera memburu benda berbentuk kotak itu lalu mengeluarkan satu batang korek yg keadaannya sudah kuyup tersiram hujan, ujung-ujung batang kayu-kayu tipis itu terus digesekkan pada pinggiran kotak berwarna coklat lusuh itu, berharap sesuatu terpercik dari hasil gesekkan itu...."api" yg mampu menyelamatkan bayi mungilnya yg semakin pucat dan membiru itu dari ancaman kematian yg sedang menjemputnya kala itu, sementara dihadapannya tumpukan ranting-ranting kering bersama selembar kertas telah siap berkorban demi menyelamatkan bayi itu...
to be continued...........
bayinya yg skrg nulis ini bukan ya?
BalasHapus#setia nunggu ke*anjutan ceritanya :D